Ananta Wahana Anggota MPR RI Gelar Sosialisasi Empat Pilar Lewat Pentas Wayang Kulit

waktu baca 3 menit
Minggu, 1 Sep 2024 09:12 0 108 Redaksi

SEPUTARBANTEN.ID  — Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Ananta Wahana menggelar Sosialisai 4 Pilar Alat Kelangkapan MPR RI melalui pagelaran wayang kulit.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Yang bertempat di Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (31/8/2024).

Ananta mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi seperti ini merupakan sebuah hal baru. Hal tersebut sebagai upaya memperkuat pemahaman soal kebangsaan kepada masyarakat lebih luas melalui pentas seni budaya.

Ananta menyebut, pagelaran wayang kulit Sosialisasi 4 Pilar ini tidak hanya menjadi hiburan semata. Namun juga menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan.

Menurutnya, dalam catatan sejarah, wayang kulit memiliki peran penting sebagai sarana efektif dalam penyebaran informasi dan media edukasi yang dapat diterima masyarakat berbagai kalangan.

“Wayang kulit bukan hanya sekadar hiburan. Tetapi juga media untuk menanamkan nilai-nilai luhur seperti nasionalisme, kejujuran, dan tanggung jawab,” kata politisi PDI Perjuangan itu.

Abraham Garuda Laksono, Ketua Yayasan Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis mengatakan kegiatan ini selain mensosialisasikan 4 Pilar MPR RI juga mensosialisasikan kesenian wayang kulit kepada masyarakat.

Menurutnya hal ini perlu dilakukan karena banyak masyarakat yang mulai lupa kepada kebudayaan tersebut.

Lakon Anggayuh Pakarti Luhur

Pagelaran wayang kulit Sosialisai 4 Pilar menghadirkan Dalang Ki Doto Prabowo dengan lakon ‘Anggayuh Pakarti Luhur’ itu disambut antusias warga masyarakat sekitar.

Dalam cerita lakonnya dikisahkan, di sebuah padepokan kecil bernama Karsa Binangun dihuni oleh sesepuh Kyai Wahana Mulya.

Waktu percakapan dengan kedua anaknya, yaitu Bambang Garuda sakti, dan anak perempuan Sekar Kinasih. Sang kyai menanyakan alasan semangat kedua anaknya itu untuk menjadi pemimpin.

Ananta Wahana bersama pemain wayang kulit.

Ananta Wahana bersama pemain wayang kulit.

Jawab mereka berdua ingin mencari kebenaran dan keadilan. Walau sebagai wong cilik, tetap harus punya andil dalam negara.

Dalam perjalanannya banyak yang melawan dan menolak, tapi berkat kepandaian dan kegigihan Bambang Garuda Sakti dan Sekar Kinasih, tantangan dan rintangan bisa dihadapi dengan baik.

Kedua kakak beradik tersebut terus menimba ilmu dan laku prihatin demi bisa meraih cita-cita. Hingga sampailah keduanya ke Karang Tumatitis bertemu dengan Semar Badranaya.

Kemudian Bambang Garuda Sakti dan Dewi Sekar Kinasih dalam pencarian ilmunya semakin mantap dibimbing Ki Lurah Semar.

Kendati godaan dan rintangan tetap ada dalam menimba ilmu kadigdayan dan kanuragan di bawah bimbingan Kyai Semar Badranaya.

Namun Pendita Wahana Mulya sebagai orang tua tetap yakin putra putrinya akan menjadi baik dalam bimbingan Ki Semar Badranaya.

Dalam lakon selanjutnya, Bambang Garuda Sakti dan Sekar Kinasih dihadapkan ke Prabu Kresna sebelum masuk Ngamarta.

Oleh Prabu Kresna keduanya diuji tentang kesatriaannya, yaitu Apa wujude negara Nusantara ya Indonesia? Apa dasare negara? Bagaimana mempraktekan dalam hidup sehari-hari dasar negara tersebut? Dan tanggung jawab prajurit apa aja?

Semua pertanyaan dari Prabu Kresna dijawab dengan lancar, baik dan jelas.

Lalu Prabu Kresna pun memberi tugas lagi kepada Bambang Garuda sakti dan Sekar Kinasih supaya mengusir kaum penjajah yang akan merusak negara.

Kemudian berperanglah Bambang Garuda Sakti melawan prajurit Sebrang yang hendak menyusup ke Pandawa, dan para prajurit Sebrang berhasil dipukul mundur semuanya.

Atas keberhasilannya Bambang Garuda Sakti diberikan anugerah Penewu oleh Prabu Kresna dihadapan Prabu Puntadewa (Raja Amarta), dan adiknya Sekar Kinasih menjadi pejabat di Kapanewon.

Sebuah lakon mengisahkan perjuangan yang tidak sia-sia untuk mengabdikan diri kepada negara. Sebagai langkah awal menggapai kedudukan yang di atasnya.

Orang tua dan semua cantrik Karso Binangun pun merasa suka gembira dengan apa yang diraih Bambang Garuda Sakti dan Sekar Kinasih.

LAINNYA