Unpam Menggelar Seminar Nasional Artificial Intellegence, Islam, dan Kemunduran Akhlak

waktu baca 4 menit
Minggu, 30 Jun 2024 01:22 0 25 Redaksi

SEPUTARBANTEN.ID – Banyak orang salah paham bahwa Islam anti kemajuan. Di dalam tatanan keagamaan Islam, kemajuan teknologi dan kemajuan sains itu seiring dengan agama Islam.(27/06)

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Mengutip dari Imam Al Ghazali bahwa akal dengan agama itu bagaikan matahari dengan bola mata. Mata melihat karena ada sinar, sinar bisa tampak karena ada bola mata yang sehat.

Jadi mata sehat tetapi dalam keadaan kegelapan, itu tidak bisa melihat.

Kemajuan teknologi tidak bisa dihindari, apa saja dapat diketik dan diketahui melalui google, akan tetapi ada yang lebih dari google yaitu AI (Artificial Intelligence) kecerdasan buatan.

Yang disebut kecerdasan buatan adalah jika google hanya digunakan untuk membaca dan mencari referensi, maka AI bisa melakukan analisa, pembacaan agama yang berliteratur yang dahulu sulit dipahami ternyata sekarang bisa mudah ditanyakan kepada AI.

AI adalah peluang bagi orang yang bisa memahami untuk penggunaan teknologi tetapi dapat menjadi ancaman bagi orang yang tidak bisa menggunakan teknologi.

Manfaat IA dalam Berbagai Sektor

AI di semua sektor kehidupan. Seperti di bidang industri untuk otomatisasi dan efisiensi, sebagai contoh, gerbang tol yang dahulu di jaga oleh manusia, sekarang sudah di otomatisasi dan efisiensi sehingga tidak memerlukan tenaga manusia.

Dalam bidang kesehatan, membantu diagnosis dan merancang perawatan. Contohnya di zaman sekarang ini CT Scan, dan bagaimana mendiagnosis sekarang melalui mesin. Dan manusia sekarang ini sudah lebih percaya pada mesin dibandingkan kepada manusia lain.

Di bidang teknologi informasi dan komunikasi, kita sekarang sudah tidak bisa lepas dari gadget. Menurut penelitian orang sehari memegang handphone lebih dari 12 jam sehari semalam.

Begitu juga dalam bidang keuangan, AI digunakan untuk mendeteksi penipuan dan manajemen risiko. Jika kita ketinggalan dompet tidak masalah karena memegang handphone jadi masih dapat membayar melalui transaksi digital yang ada di handphone.

AI sangat membantu dalam kehidupan dan mempermudah aktivitas kita. Kemajuan teknologi di dalam interaksi, kesehatan.

Industri tidak ada masalah. Tetapi ada titik rawan jika mengenai agama, karena menjadi tidak jelas ilmunya berasal darimana, jika berupa keyakinan ini sumbernya valid atau tidak.

AI bisa menafsirkan sesuai olahannya. AI bisa meramu dari berbagai tafsir, berbagai pendapat, bahkan dihubungkan dengan kitab – kitab lain agama.

Di satu sisi dapat membuka wawasan kita, dan disisi lain bisa melakukan interpretasi baru terhadap kitab suci yang mungkin bisa merangsang kita untuk melakukan moderasi tetapi bisa melompat dari kaidah – kaidah ke agamaan.

Jika AI digunakan sebagai guru akan menjadi masalah, tetapi jika digunakan menjadi alat untuk memicu dan merangsang pengetahuan kita ini yang baik. AI cukup sebagai pengetahuan saja.

Kiai Cholil mengatakan ada beberapa prinsip dalam menggunakan IA. Pertama, prinsip amanah. Kadang kita mudah sekali kita melakukan manipulasi atau kita tertipu, jika dahulu kita mengambil dari web itu tertera siapa penulisnya, tapi di AI kita tidak tahu asal muasalnya ilmu itu darimana.

Kedua, prinsip insaniyah. AI tidak mempunyai rasa empati dan rasa kasih sayang karena AI mesin, sedangkan manusia memiliki rasa kasih sayang dan empati terhadap manusia lain, tidak menggunakan AI untuk hal yang negatif

Kedua, prinsip hikmah. Dalam menggunakan teknolog kita harus bijak, apalagi menggunakan IA dan media sosial

AI sebagai bagian dari perkembangan teknologi tetapi berdampak pada penurunan akhlak. Teknologi ini memiliki nilai positif dan juga nilai negatif.

Kadang kadang kebenaran itu menjadai samar dengan adanya kecerdasan AI, termasuk karya ilmiah. Karya ilmiah sekarang banyak di bantu dengan aplikasi AI antara lain chatt GPT.

Tetapi jurnal jurnal sudah mengingatkan chat GPT itu bisa membantu menyempurnakan dari segi susunan, mencari referensi, tetapi peran manusianya tetap harus ada.

Begitu juga hal yang disampaikan oleh Prof. Ketika menempatkan Al – Qur’an dan sains, bahwa Al – Qur’an kebenarannya mutlak tidak akan pernah berubah tetapi penafsirannya bisa terus berkembang.

Tafsir Al – Qur’an dengan AI bisa di pilih dan di pilah oleh suatu sistem AI untuk mencari sesuatu yang mungkin bisa menginteregasikan dan penafsiran itu bisa saja terus berkembang.

Di sisi lain sains itu sifatnya relatif, bisa berubah. Untuk masyarakat awam sains juga ada tafsirnya, biasanya yang di interegasikan terkait Al – Qur’an dan sains ini pada tataran tafsir.

Artikel ini dicatat ketika Seminar Nasional Keagamaan dengan judul Islam dan Ilmu Pengetahuan yang digelar oleh Lembaga Kajian Keagamaan Universitas Pamulang (LKK-Unpam).

 

Oleh : Beauty Yuan Dari (Mahasiswi Teknik Industri Unpam)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAINNYA