Alawi Mahmud Bacalon Walikota Cilegon Dari PAN Soroti Bahaya Memilih Pemimpin dari Rezim Dinasti Korupsi

waktu baca 2 menit
Senin, 24 Jun 2024 03:13 0 8 Redaksi

SEPUTARBANTEN.ID – Bakal Calon Walikota Cilegon dari Partai Amanat Nasional (PAN), Alawi Mahmud, memperingatkan masyarakat tentang risiko besar yang dihadapi jika memilih pemimpin dari rezim dinasti korupsi.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Pernyataan ini disampaikan oleh Alawi saat acara deklarasinya di Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten, pada Minggu (23/06/2024). Acara tersebut dihadiri oleh ratusan warga dari Kecamatan Pulomerak dan Kecamatan Grogol.

Dalam sambutannya, Alawi Mahmud menekankan bahwa memilih pemimpin dari rezim dinasti korupsi sangat berbahaya bagi masa depan masyarakat dan pembangunan Kota Cilegon.

“Pemimpin dari dinasti korupsi hanya akan melanjutkan praktik korupsi yang menggurita. Mereka lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok dari pada kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Alawi mengingatkan bahwa dampak korupsi sangat merusak, tidak hanya ekonomi, tetapi juga aspek sosial dan pembangunan. Ia menyatakan bahwa korupsi menghambat pembangunan, merusak moral bangsa, dan menggerogoti kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

“Korupsi menghambat pembangunan, merusak moral bangsa, dan menggerogoti kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Kita harus menghentikan siklus ini dengan memilih pemimpin yang bersih dan berintegritas,” tambahnya.

Alawi juga mengajak masyarakat untuk lebih kritis dan bijak dalam memilih pemimpin pada Pilkada Kota Cilegon Tahun 2024 yang akan diselenggarakan pada bulan November mendatang.

“Kita harus bersama-sama melawan korupsi dengan tidak memberi ruang bagi dinasti korupsi untuk berkuasa. Pilihlah pemimpin yang memiliki rekam jejak bersih dan tidak berasal dari rezim dinasti korupsi,” imbaunya.

Pernyataan Alawi mendapat sambutan hangat dari masyarakat yang hadir. Dalam kesempatan tersebut, Alawi menekankan pentingnya kesadaran bersama untuk menghentikan praktik dinasti korupsi.

“Memilih pemimpin dari dinasti korupsi berarti membiarkan korupsi terus berkembang. Saya ingatkan, kita semua bertanggung jawab untuk masa depan kota ini,” tegasnya. (rls/hru)

LAINNYA