Bupati Irna ingin Gebrag Ngadu Bedug Budaya Pandeglang Jadi Agenda Tahunan

waktu baca 2 menit
Selasa, 2 Mei 2023 09:17 0 9 Redaksi

PANDEGLANG, | Budaya ngadu bedug di Pandeglang hampir punah tergerus oleh perkembangan zaman. Gebrag ngadu bedug yang diadakan di Alun- alun Pandeglang menjadi tonggak membangunkan budaya pandeglang yang hampir menghilang.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

“Kami ingin acara ini menjadi agenda rutin tahunan, ini akan membangkitkan semangat melestarikan budaya”, demikian dikatakan Bupati Irna Narulita saat menghadiri acara gebrag ngadu bedug di Alun – alun Pandeglang, Sabtu malam (29/4/2023).

Menurut Irna, berlomba dalam gebrag ngadu bedug bukan adu fisik melainkan mengadu keahlian seni, keterampilan dan budaya.

“Sambil menabuh bedug, ada tarian saman, beluk, belum lagi ornamen membuat kita semangat untuk hadir di pagelaran gebrak ngadu bedug”, ungkapnya.

Diungkapkan Irna, ngebrag ngadu bedug ini merupakan cikal bakal yang saat ini menjadi tradisi rampak bedug.

“Masyarakat dulu biasanya pada tanggal 15 ramadhan ramai ngadu bedug yang diiringi dengan solawatan,” ujarnya.

“Sekarang tradisi dulu yang hilang kini dibangkitkan kembali oleh kaula muda dan para musisi, kami senang ini akan mengangkat identitas budaya kita,” sambungnya.

Masih kata Irna, pihaknya senang melihat antusias warga Pandeglang yang hadir pada kegiatan gebrag beduk di Alun-alun Pandeglang.

“Sampai terharu, saking bahagianya kumpul masyarakat semua, mari kita gotong royong rawat budaya kita,” pungkasnya.

Bupati Irna saat diberikan hasil bumi buah pisang.

Bupati Irna saat diberikan hasil bumi buah pisang.

Sementara Jafung adyatama pariwisata Imron Mulyana history kegiatan ngebrag bedug dari sepenggal kisah di masa lalu, pada  kisaran tahun 1960—1980. Kata Iim, masyarakat Pandeglang memiliki suatu tradisi yang acap kali dilakukan saat bulan Ramadan.

“Tepat di hari ke-15 Ramadan, masyarakat dari berbagai kampung ramai melakukan tradisi tahunan turun temurun Ngadu Bedug”, kata Iim

Menurutnya, Esensi “ngadu” dalam tradisi ini bukan bedug yang diadu, namun lebih kepada mengadu lagu-lagu yang dinyanyikan dengan menabuh bedug.

“Mulai dari nangtang yang dijawab dengan lagu tingtit tingbrang, gigibrig tuma hingga lagu kalapa samanggar,” jelasnya.

Dijelaskan Imron, lagu-lagu itu tercipta di belantara kampung, tempat ngadu bedug biasa dilakukan. Bahkan cahaya patromak dan juga obor membangun suasana yang mampu mengamplifikasi suara bedug terdengar lebih menggelegar.

“Pada tahun 1976, tradisi Ngadu Bedug yang mulanya bertempat di sekitaran kampung mulai dialihkan ke alun-alun Pandegnlang. Upaya ini dilakukan Pemerintah Kabupaten Pandeglang bersama Kodim 0601 untuk menciptakan wadah yang kondusif bagi tradisi Ngadu Bedug”, pungkasnya.

Masih kata Imron dalam rangka merayakan hari kemenangan, paguyuban seniman Bedug Pandeglang  bersama Paguron Jalak Banten Nusantara (PJBN) menggagas untuk merevitalisasi Ngadu Bedug lewat acara bertajuk “gebrag ngadu bedug pandeglang”.

LAINNYA